Linieritas Bidang Ilmu bagi Dosen dan Guru
Riwayat pendidikan yang harus linier bagi dosen dan guru
Sesinya kali ini adalah berbagi cerita sekaligus berbagi pendapat.
Saya adalah profil lulusan program studi teknik informatika (harusnya ST
karena masih numpang atas nama Teknik, tapi karena pihak kampus S1 saya mengalami
perubahan, lulusan barunya menjadi S.Kom. jadi seperti ingin berdiri sendiri
dan namanya menjadi Prodi Informatika), kemudian saya akan melanjutkan studi S2
dengan mengambil studi Ilmu Komputer. Dari studi tersebut saya akan bergelar
Master Ilmu Komputer (M.Kom) atau di kampus nanti namanya Master of Computer Science (M.Sc). Pertanyaannya adalah apakah
masih linier...???
Mari kita berdiskusi...😏😕😕
Konteks permasalahan ini sebenarnya bukan perkara kecil. Permasalahan ini
sebaiknya jangan dianggap remeh. Banyak dari berbagai mahasiswa saat
melanjutkan kuliah, mereka tidak memperhatikan linieritas bidang studi yang
mereka ambil. Permasalahan ini akan semakin menyulitkan jika kelak mahasiswa
tersebut akan berprofesi sebagai guru ataupun dosen.
Masalah ini terjadi karena sebagian besar mahasiswa hanya bersikap antusias
saja terhadap kelanjutan studi mereka, sementara sebenarnya sudah ada aturan
yang harusnya mereka ikuti yaitu linieritas program studi untuk keberlanjutan
karir mereka di tempat kerja kelak.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud linieritas program studi. Berdasarkan
artikel yang saya pernah baca yaitu dari Zakimu.com, linieritas program studi adalah lurus, sama atau sejenisnya
disiplin ilmu yang seseorang ambil di perguruan tinggi, baik itu sarjana,
magister atau doktor. Kata kunci dari linieritas itu adalah bidang disiplin
ilmu. Tujuan dari melinieritaskan adalah untuk mengatur keilmuan Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia agar lebih tertata, tidak zig-zag, atau seorang
individu tidak memiliki ilmu campuran A, B dan C, sehingga ada kejelasan
kepakaran bidang studi apa yang seseorang tersebut geluti.
Gambaran yang bisa saya sampaikan adalah tentang konsistensi. Bagaimana
bisa seseorang dikatakan Dr, Prof, atau sebagainya bila bidang studi yang ia
tekuni itu tidak konsisten. Terlepas dari kita berpikir seseorang yang berbeda
bidang studi berarti menguasai berbagai macam ilmu, sebenarnya yang terjadi
adalah orang tersebut tidak menguasai apa-apa. Menurut saya, seseorang yang
kompeten, ahli atau pakar adalah orang yang menekuni bidang studi ilmu yang
konsisten. Tidak berubah, sehingga orang tersebut paham seluk beluk yang terjadi
pada bidang ilmunya tersebut dengan sangat detail.
Correct Me If I’m Wrong...
Balik ke linieritas program studi.
Adanya aturan tentang linieritas ini disampaikan oleh Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui surat edarannya
Nomor 696/E.E3/MI/2014. Dalam surat edaran tersebut dikatakan bahwa aturan
linieritas ini diberikan agar disiplin ilmu yang dimiliki seorang dosen atau
calon dosen yang akan berkarya pada sebuah program studi, haruslah memiliki
kontribusi pada pengembangan ilmu dan ketercapaian pembelajaran sebagaimana
tempat ia berkarya di program studi tersebut. Surat edaran resmi ini menjadi
patokan berlakunya UU Nomor 12 Tahun 2012 terutama pada pasal 10 ayat 2 sebagai
rujukan rumpun ilmu yang menjadi patokan linier tidaknya bidang studi
seseorang.
Lampiran surat edaran Dikti dapat
kalian download di sini.
Yaa...
UU Nomor 12 tahun 2012 pasal 10 ayat 2 memberikan kita petunjuk patokan
rumpun ilmu agar kita tau apakah ilmu yang tekuni linier atau tidak. Setelah
kita menilai dari rumpun utama, kita bisa melihat sub rumpun yang sesuai dan
level ilmu yang kita ambil untuk mengetahui tingak linieritas bidang studi
kita.
Berikut akan saya jabarkan contoh tingkat linieritas yang saya pahami
berdasarkan aturan tersebut.
Cara pertama adalah dengan melihat rumpun, sub rumpun dan bidang ilmu
berdasarkan aturan di UU No 12 tahun 2012. Kita dapat menentukan tingkat
linieritas bidang ilmu kita diurutkan dari Bidang Ilmu
>>> Sub Rumpun >>> Rumpun. Mari kita ambil contoh Ilmu Pemerintahan.
Bidang ilmu
Ilmu Pemerintahan merupakan Sub Rumpun dari Ilmu Politik dan Rumpun dari
Ilmu Sosial Humaniora, jadi:
- Linearitas pertama adalah Bidang Ilmu (Level 3), yaitu Ilmu Pemerintahan dengan Ilmu Pemerintahan juga.
- Linearitas terdekat selanjutnya adalah Sub Rumpun (Level 2), yaitu Ilmu Pemerintahan dengan sejumlah Bidang Ilmu yang turunan langsung dari Sub Rumpun Ilmu Politik.
- Linearitas terdekat terakhir adalah Rumpun (Level 1), yaitu Ilmu Pemerintahan dengan sejumlah Bidang Ilmu yang masuk kepada Rumpun dari Ilmu Sosial Humaniora lainnya.
Lampiran mengenai keterangan level dan rumpun, dapat kalian download disini.
Cara kedua yang saya tahu
adalah dengan melihat aturan tata nama / nomenklatur berdasarkan Permen Dikti
No. 0404/E3.2/2015 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar
Lulusan Perguruan Tinggi pada lampiran 2. Pada lampiran nomenklatur tersebut
terdapat lengkap keterangan bagaimana kita tahu apakah ilmu dan gelar yang akan
dapatkan selaras atau tidak. Dasar dari nomenklatur tersebut juga berawal dari
bagaimana kita menentukan tingkat linieritas bidang ilmu kita pada cara
pertama.
Nomenklatur tersebut dapat kalian download di sini.
Terdapat salah satu contoh
kongkrit kejadian yang sering terjadi tentang linieritas bidang ilmu ini.
Contoh kejadian tersebut adalah, ketika seseorang mengambil studi S1 Pendidikan
Informatika/Komputer kemudian mengambil studi S2 Ilmu Komputer/Informatika
murni atau sebaliknya. Kejadian tersebut adalah sangat fatal karena kedua
bidang ilmu tersebut tidaklah linier. Mengapa? Tentu kita dapat melihat
jelas dari sisi Rumpun utamanya antara Ilmu Sains Murni/Formal dengan Ilmu
Pendidikan. Tidak peduli jika kalian berpikir sama-sama belajar komputer atau
informatika. Tapi perhatikan dengan jelas. Rumpun Ilmu Sains Formal berbeda
dengan Ilmu Pendidikan.
Tidak hanya contoh tersebut.
Rata-rata, banyak kejadian seseorang telah mengambil Matematika murni MIPA dengan
Pendidikan Matematika FKIP atau bidang ilmu lain yang seperti itu. Jelas itu
tidak linier dan waspadalah kalian dengan jenjang karir kalian.
Saya menekankan hal ini, karena
tujuan awal tulisan ini adalah ingin mengajak pembaca sekalian untuk berpikir
secara tepat tentang bidang ilmu yang akan diambil kelak. Jangan sampai apa
yang kita kerjakan nanti menjadi sia-sia, karena sampai sekarang saya belum
tahu nasib bagi orang yang sudah terlanjur berbeda rumpun tersebut. Kalo
pekerjaannya selain dosen atau guru sih gak tau lah ya... tapi apa salahnya
bertindak tepat sebelum skak mat. Yang saya tahu, bagi yang berbeda bidang
ilmu begitu, kenaikan pangkat/jabatannya akan terkendala atau bahkan
terburuknya kalian akan menghabiskan waktu kalian untuk sekolah kembali,
melinierkan bidang ilmu kalian. Haddeeeuuhhh...
Sumber Gambar : http://guruidaman.blogspot.co.id/2012/09/linieritas-yang-membingungkan.html |
Satu lagi contoh adalah
menjawab pertanyaan tulisan ini pada pertama di awal tadi. Jawabannya adalah
bidang ilmu yang diambil selinier. Karena masih 1 rumpun Sains Formal, masih 1
bidang ilmu Informatika/Ilmu Komputer. Silahkan kalian cek nomenklatur yang
saya lampirkan tadi.
Sekian tulisan kali ini. Terima
kasih para pembaca sekalian.😄😄😎😎
Sumber Gambar : https://bestofus5kisae.wordpress.com/2016/04/10/kata-kata-motivasi-untuk-pelajar/ |
0 komentar:
Posting Komentar